Jumat, 30 November 2012

Pendidikan Agama Islam semester 1



MEMBIASAKAN  PERILAKU TERPUJI

Allah Swt. Menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk dan penciptaan. Ia diberikan karunia berupa akal pikiran yang menjadikannya lebih mulia dari makhluk Allah yang lain. Kemudian Allah mengutus ketenga-tengah mereka para nabi dan rosul dengan membawa kitab untuk menyeru kepada tauhid dan melarang perbuatan syirik dan menjelaskan kepada mereka tentang ajaran Allah Swt.                                Namun ditengah perjalanannya mengarungi bahtera kehidupan didunia, sebagian manusia terjebak didalam kemaksiatan dan melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya. Allah memerintahkan umat-Nya yang melakukan kesalahan untuk kembali kejalan yang benar dan tidak mengulanginya karena Allah Maha Pengampun dan Penerima taubat hamba-hamba-Nya.
A.     Tobat
1.      Pengertian Tobat
Secara bahasa, tobat berarti kembali kejalan yang benar. Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah Swt. Atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya. Perbuatan dosa yaitu perbuatan yang dilarang Allah Swt. dan rasul-Nya yang tercantum dalam Al-Qur’an maupun al-hadis, yakni suatu perbuatan apabila dikerjakan akan terasa salah dalam hati dan tidak senang jika diketahui orang lain.
Q.S at-Tahrim[66]: 8
2.      Bentuk Dosa dan Tingkatnya
Perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia adakalanya ditimbulkan oleh hati, misalnya riya’, takabur, dan suudzan. Terkadang ditimbulkan oleh lisan, seperti dusta, menghina, dan mengumpat. Ada pula yang ditimbulkan oleh perbuatan, misalnya judi, membunuh, mencuri, merampok, berkhianat, dan bentuk dosa lainnya. Dosa dibagi dalam tiga tingkatan, sebagai berikut:
a.       Dosa paling besar, misalnya syirik dan durhaka pada orang tua.
b.      Dosa besar, misalnya dusta, berkhianat, membunuh, dan berzina.
c.       Dosa kecil, misalnya meremehkan orang lain dan tidak menghargai teman.

3.      Syarat-Syarat Bertobat
Tobat seorang hamba akan diterima disisi Allah Swt. jika memenuhi syarat sebagai berikut.
a.       Menyesali kesalahan dan dosa yang telah diperbuat
b.      Segera meninggalkan pelanggaran atau dosa yang saat itu diperbuat
c.       Memutuskan dengan sungguh-sungguh dan niat yang tulus untuk tidak mengulangi dosa-dosa dan kesalahan yang telah diperbuat dan mengganti dengan perbuatan baik. Jika ada hubungannya dengan hak orang lain hendaknya segera meminta maaf dan mengembalikan hak orang tersebut.

4.      Cara Bertobat
a.       Setelah menyadari akan perbuatan dosa, hendaknya segera beristighfar kepada Allah Swt. dan meminta pertolongan dan kekuatan dari-Nya.
b.      Meminta perlindungan kepada-Nya dari godaan setan atau iblis yang terkutuk
c.       Menyegerakan melakukan amalan setelah dengan ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mengharap rid-Nya dan dilakukan secara terus-menerus serta bersabar atasnya..
d.      Melakukan shalat taubah demi mengharap magfirrah-Nya dan agar terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.
e.       Jika dosa yang dilakukan berhubungan dengan hak-hak oaring lain, maka segera meminta maaf dan mengembalikan hak orang tersebut.

5.      Kriteria Orang dalam Bertobat
a.       Orang yang melakukan tobat setelah melakukan kesalahan. Allah akan mengampuni dosa orang tersebut sebagaimana dijelaskan dalam ayat yang artinya; “Selain orang-orang yang bertaubat  sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”. (Q.S. ali imran [3]; 89)
b.      Orang yang melakukan tobat saat menjelang ajal tiba seperti yang dilakukan oleh Firaun saat dirinya akan tenggelam dilaut. Allah menjelaskan; “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan: sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak pula (diterima tobat)orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.”
 (Q.S. an-Nisa [4]: 18)
c.       Tobat nasuha yaitu orang yang melakuakan tobat dengan semurni-murninya dan ini adalah tingkatan tobat yang paling tinggi karena dilakukan bukan hanya akibat perbuatan dosa akan tetapi dengan niat ibadah kepada Allah Swt. sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. at-Tahrim [66]: 8.

B.     Raja’
Raja’ adalah sifat dan sikap yang penuh herap kepada –Nya. Raja’ termasuk sifat yang baik da terpuji dihadapan Allah Swt. dan dapat mempertebal iman dan takwa kepada-Nya. Sifat raja’ hanya dimiliki oleh orang yang memiliki pemahaman yang benar tentang keimanan dan keislaman.
      Sifat sikap raja’ akan melahirkan sikap husnuzzan billah atau berprasangka baik kepada Allah dalam segala hal yang kita lakukan. Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk selalu berdoa dan bersusaha serta bertawakal kepada-Nya dengan harapan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik kepadanya. Allah Swt. akan memberiakn pahala yang besar kepada hamba-hamba-Nya yang rida dengan semua keputusan-Nya.
      Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenakan bagimu” (Q.S. al-mu’min [40]: 60).
Hikmah Raja’ Kepada Allah Swt.
1.      Jauh dari sikap putus asa jika mengalami kesulitan atau kegagalan.
2.      Selalu dekat dan ingat kepada Allah Swt. kapan saja dan dimana saja ia berada
3.      Selalu sabar dan tabah dalam berusaha serta tidak mudah mengeluh jika menghadapi kesulitan.
4.      Percaya diri dan optimis bahwa dirinya mrmpuntai kemampuan untuk mencapai tujuan dan yakin akan mendapat pertolongan dari Allah Swt.
5.      Tenang dalam menghadapi persoalan hidup.
6.      Mendorong seseorang untuk rajin, tekun dan bersungguh-sungguh dalam berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar